UJOH BILANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mahakam Ulu (Mahulu) Prihatin atas peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), DPRD Mahulu menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB), di ruang rapat Bappelitbangda, Kamis (23/06/2022).

Wakil Ketua II DPRD Mahulu Martin Hat L, S.T., M.Si selaku pimpinan rapat mengungkapkan maksud dan tujuan DPRD Mahulu mengundang Dinkes P2KB adalah untuk menjelaskan secara terbuka hal yang menjadi pemicu serta sumber melonjaknya DBD akhir-akhir ini. Legislator Partai Kebangkitan Bangsa ini juga menyampaikan keprihatinannya terhadap masyarakat kurang mampu yang terkena DBD.

“Yang namanya musibah atau sakit begini, kita tidak dapat mengetahui kapan dia akan menyerang, dan kepada siapa dia akan datang. Kalau yang sakit masyarakat kurang mampu, tentu akan sangat mengganggu mereka karena faktor ekonomi tadi. Kemudian kita melihat penyakit DBD di Mahakam Ulu ini semakin melonjak. Nah ini ada apa, dan mengapa bisa seperti ini,” ungkap Martin Hat saat membuka pertemuan tersebut.

Menambahkan apa yang telah disampaikan Martin Hat, Ketua Komisi III DPRD Mahulu Hendrikus Keling, S.E menyampaikan rasa khawatirnya terkait DBD yang terus meningkat, dirinya mengaku ikut memantau perkembangan penyakit DBD ini dan meminta penanganan seperti fogging atau tindakan pencegahan lainnya.

“Kita memang sangat khawatir, saya pribadi juga mengikuti perkembangan kasus DBD ini, Kita semua mengetahui bagaimana Kasus DBD ini seringkali mengakibatkan kondisi kritis bagi penderita bahkan menimbulkan jatuhnya korban jiwa. ,” ucap Pria yang juga menjabat Ketua Bapemperda.

Dalam kesempatannya Plt. Kepala Dinkes P2KB dr. Petronela Tugan, M.Kes., membenarkan bahwa telah terjadi lonjakan kasus DBD pada tahun 2022, hal ini merujuk pada kasus DBD 2 tahun terakhir.

“Memang di tahun 2022 ini, terjadi peningkatan kasus DBD yang signifikan di bandingkan 2 tahun yang lalu. Bisa di katakan 2 kali lipatlah peningkatannya. Karena di 2 tahun sebelumnya kasus DBD 35 kasus ya, di tahun ini pada bulan mei sudah ada 39 kasus,” ungkapnya di hadapan anggota dewan yang hadir.

Perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana ini menambahkan bahwa, lonjakan kasus tersebut merupakan implikasi dari pola hidup sebagian besar warga masyarakat Mahulu, yang kurang sehat serta tidak menentunya kondisi cuaca yang terjadi akhir-akhir ini.

“Sebenarnya, ini pengaruh lingkungan yang kurang bersih dan sehat. Karena masih banyak tampungan-tampungan air yang dapat menjadi sumber berkembang-biaknya jentik-jentik nyamuk. Di tambah lagi, akhir-akhir ini, kondisi curah hujan terus meningkat, tentu akan mempengaruhi daya tahan tubuh masyarakat kita,” Pungkasnya.

PLT. Kepala Dinkes itu juga telah menginstruksikan jajarannya untuk rutin mensosialisasikan pentingnya pola hidup sehat di masyarakat, dirinya juga menghimbau kepada masyarakat agar saling gotong royong di dalam kampung masing-masing, guna meminimalisir pertumbuhan jentik nyamuk yang ada.

“Dinkes melalui Puskesmas sudah melakukan penyuluhan serta membagikan Abate di daerah yang terdapat kasus DBD, kita juga berharap dari pemerintah kampung bersama masyarakat untuk melakukan gotong royong pembersihan lingkungan, karena hal ini lebih efektif mencegah perkembangan jentik nyamuk penyebab DBD”. Tutupnya.

Turut hadir pada RDP tersebut, Ketua Komisi II DPRD Mahulu Bo Himang, S.E., M.Si, Wakil ketua komisi I DPRD Mahulu Feberianus Yoel, S.H, serta Jajaran Staff lingkungan Dinkes P2KB.(GG/PB)

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *